3 Oktober 2014

My Favorit English Teacher , (inspired by Supriyanto)

My Lovely English Teacher; Mr Solikin


Semilir angin pedesaan menerpa wajahku kala itu, adzan ashar sudah terdengar di telingaq dari masjid-masjid di sepanjang perjalanan pulang sekolahku. SMKN 1 Gondang Nganjuk tempatku menimba ilmu selama 3 tahun, tempat dimana memori demi memori kehidupanku terukir disana. Sore itu tak seperti sore sebelumnya, tepatnya pukul 15.15 sebanyak 32 siswa baru beranjak dari kelas untuk pulang menuju rumah masing-masing dengan mengayuh sepeda kesayangan mereka. Sore itu merupakan salah satu saat yang istimewa bagiku. Betapa tidak, kami sekelas rela tidak segera beranjak pulang saat bel pulang pukul 13.00 berbunyi. Berbeda dengan hari biasanya yang ketika bel pulang berbunyi maka semua serta merta berebut menuju pintu untuk segera pulang. 

Kala itu sekolah kami sebagian besar muridnya adalah laki-laki apalagi jurusan otomotif, jurusan yang kupilih karena mengikuti saran dari temanku. Demangan, kampung halamanku, merupakan salah satu desa di Kabupaten Nganjuk. Seluas mata memandang yang ada hanya sawah dan tegal saja yang ada. Mayoritas penduduknya kala itu adalah petani, baik padi, semangka ataupun bakau. Tingkat pendidikan penduduknya mayoritas masih sampai Sekolah Dasar saja. Faktor jauhnya sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi dan kurangnya kesadaran warga akan pendidikan menyebabkan pendidikan menengah dan atas menjadi barang yang langka di kampung halamanku saat itu. Jarak terdekat yang harus kami tempuh untuk menuju sekolah terdekat dari desa kami kurang lebih 10 km. Berlima kami selalu berangkat dan pulang sekolah dengan mengayuh onthel karena belum ada transportasi umum dan memang kami berasal dari keluarga yang tergolong cukup.

                                        
Mr Solikin, beliaulah yang menjadi alasan atas kerelaan kami melewatkan waktu bermain kami dan masih serius belajar walaupun waktu sekolah sudah usai. Perawakannya yang tambun, periang sabar dan sangat telaten menghadapi muridnya yang ada di pedesaan ini mengantarkan beliau menjadi guru kesayanganku dan teman-temanku. Metode pembelajaran yang beliau terapkan di kelas Bahasa Inggris sangat bervariasi, jauh berbeda dengan cara mengajar kebanyakn guru kala itu. Tidak hanya bervariasi saja namun, juga menyenangkan, sehingga pelajaran Bahasa Inggris yang sedianya bagi kami anak pedesaan merupakan momok yang sangat ditakuti menjadi mata pelajaran yang menyenangkan.


Tak jarang untuk menarik minat belajar kami, Mr Solikin memutarkan film dan lagu-lagu berbahasa inggris yang sedang hits. Sepele mungkin bagi kebanyakan orang, namun bagi kami merupakan hal yang istimewa karena di desa kami  alat canggih semacam tape dan vcd masih jarang ada. Sore itu Mr Solikin memutar film ARMAGEDON, namun bukan hanya memutarkan film saja, sebelum film diputar, beliau menyampaikan kepada kami agar memperhatikan dengan baik dan mencatat hal-hal penting yang ada pada film tersebut. Saat itulah kami seperti tersihir dengan film tersebut sehingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.15. Tidak berhenti sampai disitu saja, pada pertemuan selanjutnya, kami diminta menanyakan hal-hal yang belum dipahami pada saat pemutaran film tersebut, selanjutnya kami diminta menyusun sebuah review tentang film tersebut, mencatat kata-kata yang sulit dimengerti, dan selanjutnya diminta bergantian menjelaskan hasil review kami di depan kelas. Murid yang lain diminta menanggapi dengan menambah informasi yang belum tersampaikan atau mempertanyakan jika ada informasi yang berbeda. Dengan demikian lengkap sudah review yang kami buat untuk dikumpulkan kepada beliau. 

Ada pepatah yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang disampaikan dengan menyenangkan maka akan terkenang sepanjang masa. Ingatan kita sekarang didominasi dengan hal-hal yang menyenangkan. Begitu juga kenangan dan memori saya tentang pembelajaran yang diberikan oleh Mr Solikin masih terkenang sampai sekarang. Sampai hari ini saya masih terus belajar dan belajar bahasa inggris agar bisa bersaing dengan meraka yang bersekolah di kota besar. Kesan mendalam yang saya peroleh menginspirasi saya untuk berbagi ilmu belajar bahasa inggris kepada saudara terdekat maupun tetangga yang ada di lingkungan saya. Alhamdulilah walaupun saya bukan guru bahasa inggris setidaknya saya bisa berbagi ilmu dengan sesama. 

Terimakasih pak, atas semua ilmunya. Saya bisa terus berkarya dan belajar karena semua jasa bapak.

keep fight!!!     
                                                         


0 komentar:

Posting Komentar